selamat datang di blog saya ini

Welcome Comments Pictures

Sabtu, 28 Mei 2011

darsana


Daridra Persefektif Kuwlitas Diri
Kemiskinan Moral dan Pengetahuan berpengaruh pada Kuwalitas diri






Oleh:
               I Wayan Supartika
              09.1.1.1.1.3103
               Kelas: B/Siang/ IV
Jurusan: Pendidikan Agama
                
BAB I
PENDAHULUAN
                
1.1. Latar belakang
            Daridra (kemiskinan) merupakan ancaman bagi suatu bangsa, karena dengan adanya kemiskinan negara tidak akan menjadi tenang dan nyaman bagi masyarakat yang berada di negara tersebut. Maka dengan demikian pemerintah harus menyiapkan suatu lembaga untuk mengurangi kemiskinan. Dengan suatu lembaga ini diharapkan bisa mengurangi kemiskinan di Negaranya, baik itu kemiskinan moral maupun kemiskinan ilmu pengetahuan .
Orang menjadi miskin bukan karena seseorang itu dibelenggu takdir-karma (konservatif) ataupun karena malas (liberal), namun orang menjadi miskin karena ketidakadilan struktural oleh Negara maupun pemilik. Kemiskinan yang sangat menakutkan terdapat dalam diri individu-individu adalah kemiskinan moral dan pengetahuan. Dengan miskinnnya moral dan pengetahuan seseorang, maka akan mempengaruhi kualitas dirinya sendiri. Dengan demikana untuk menanggulangi kemiskinan moral dan pengetahuan hendaknya kita mengetahui hal apa saja yang dapat menyebabkan kemiskinan tersebut dan upaya apa saja yang dapat menanggulangi kemiskinan itu.

1.2. Rumusan Masalah
      1. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan?
      2. Apa yang dimaksud dengan Moral dan Pengetahuan?
      3. Apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan moral dan pengetahuan?
     4. Bagaimana Kemiskinan dalam diri dipandang dari sudut Nyaya dalam Sad Darasana?

1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah:
      1. Mengetahui Pengertian kemiskinan
      2. Mengtahui Pengertian Moral dan Pengetahuan
      3. Mengetahui Penyebab Terjadinya Kemiskinan Moral dan Pengtahuan
      4. Mengetahui Kemiskinan dalam diri dipandang dari sudut Nyaya dalam Sad darsana

1.4. Metoda Penulisan
1.      Dengan cara Praktyaksa Pramana
2.  Dengan cara Anumana Pramana
3. Dengan cara Sabda Pramana

BABII
PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Kemiskinan
Menurut Nugroho (2002:165), kemiskinan merupakan kondisi absolute/relative yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku dalam masyarakat karena sebab-sebab natural, kultural atau struktural. Dengan kemiskinan ini akan mempengruhi sikap keagamaannya karena orang miskin akan selalu ingat dengan Tuhannya misalkan ada masalah pasti orang yang miskin ini akan berdoa “ya Tuhan mengapa ini terjadi dengan hamba” atau ya Tuhan Trimakasih atas rahmatnya”. Dengan ini membuktikan bahwa orang miskin hina dihadapan orang lain tapi orang miskin mulia di hadapan Tuhan.
Kemiskinan hakiki terjadi pada sikap mental atau akhlak dan pola pikir seseorang. Korupsi tidak akan terjadi bila akhlak manusia tidak rusak terutama akhlak dalam diri manusia.  Semua proses kebijakan, akan beres dengan sendiri bila kerusakan moral tidak terjadi dalam diri seseorang yang berpengaruh besar pada kualitas diri. Kerusakan  moral terjadi lantaran tertutupnya diri seseorang dan hati nurani seseorang. Hal itu berakibat pada hilangnya kebersamaan, perasaan belas kasih, kepedulian serta kearifan sehingga setiap perbuatannya selalu memberikan dampak yang menghancurkan merugikan diri dan lingkungannya.
Tertutupnya hati nurani membawa akibat seseorang hidup di alam penderitaan tanpa akhir sehingga ia tidak lagi mempunyai harapan terhadap masa depannya. Pada akhirnya akan menyebabkan yang bersangkutan mempunyai pola pikir bahwa nasibnya adalah miskin. Dampak lain yang ditimbulkan dari tertutupnya hati nurani manusia terutama dalam diri seseorang  adalah adanya golongan masyarakat yang tidak memiliki perasaan dan tidak menghargai orang lain serta alam lingkungan  di sekitarnya. Mereka menjadi sewenang-wenang dan mau menangnya sendiri. Dalam kondisi yang semacam ini, mereka hanya memikirkan keuntungan dan kesenangannya dirinya sendiri tanpa mempedulikan kebutuhan dan kepentingan orang lain.
Hal ini menyebabkan karena kemiskinan moral dan pengetahuan yang berdampak pada kualitas diri seseorang dimana hal ini berpengaruh pada rendah atau tingginya kualitas diri seseorang. Hati nurani yang tertutup juga menyebabkan tertutupnya kekuatan daya hidup yang ada di dalam diri sehingga orang yang bersangkutan akan kehilangan energi yang diperlukan untuk bergerak. Ia akan menjadi seorang pemalas yang hanya dapat meratapi nasib karena tidak menyadari bahwa sesungguhnya kemiskinan yang dialaminya adalah akibat dari kotoran atau  dosa yang timbul karena perbuatannya sendiri. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa untuk mengatasi kemiskinan, harus dimulai dari membersihkan dan menjaga moral dan pengetahuan yang berdampak dan berpengaruh pada kualitas diri seseorang agar kemiskinan tidak terjadi dalam diri seseorang.
Dengan mempunyai moral dan pengetahuan serta wawasan yang luas maka akan terhindar dari kemiskinan baik dalam diri maupun dalam lingkungan. Kemiskinan bukan disebabkan tidak adanya keterampilan atau keahlian yang cukup. Kemiskinan bukan masalah tidak adanya pekerjaan tetap, kemiskinan bukan karena tingginya biaya hidup, kemiskinan bukan masalah kebijakan yang tidak berpihak kepada si miskin. Kemiskinan merupakan sebuah masalah pada sikap mental dan pola pikir seseorang yang berdampak pada moral seseorang. Kemiskinan dapat dikatakan sebagai masalah tentang moral yang rusak. Kerusakan moral disebabkan oleh tertutupnya hati nurani seseorang, yang mengakibatkan setiap perbuatannya selalu memberikan dampak yang menghancurkan merugikan diri sendiri dan lingkungannya. Hati nurani yang tertutup mengakibatkan seseorang hidup di alam penderitaan tanpa akhir sehingga ia tidak lagi mempunyai harapan terhadap masa depannya. Pada akhirnya akan menyebabkan yang bersangkutan mempunyai pola pikir bahwa nasibnya adalah miskin.
Tertutupnya nurani manusia menyebabkan orang tidak memiliki perasaan serta tidak menghargai orang lain dan alam di sekitarnya. Mereka menjadi sewenang-wenang, penindas, buas seperti binatang  dan mau menangnya sendiri. Dalam keadaan semacam ini, mereka hanya memikirkan keuntungan dan kesenangannya sendiri, tidak peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain. Tertutupnya hati nurani juga membawa akibat tersumbatnya kekuatan daya hidup pada diri seseorang sehingga manusia yang bersangkutan akan kehilangan energi yang diperlukan untuk bergerak. Ia akan jadi orang malas yang hanya bisa meratapi nasib gara-gara tidak menyadari bahwa sesungguhnya kemiskinan yang dialaminya adalah akibat dari dosa yang timbul karena perbuatannya sendiri. Lentera hati hanya bisa dihidupkan dengan membersihkan diri dari kotoran dosa. Kesadaran individu untuk selalu berusaha menjadi insan mulia yang berguna bagi orang lain akan mampu membuka hati yang tertutup. Nurani tak tertutup bila manusia meminimalisir egoisme (syukur bisa menghilangkan). Hati akan mudah terbuka bila belas kasih, empati, kepedulian  kita kepada sesama  manusia

2.2. Pengertian Moral dan Pengetahuan
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik.
‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo 2003). Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya).
Pengetahuan merupakan raja pendidikan dan bersifat rahasia karena pengetahuan kita bisa mengetahui filosofi-filosopi hakikat kebenaran tentang  Tuhan dan roh itu sendiri. Pernyataan ini dipertegas dalam kitab bhagavad-gita sloka 9.2
raja-vidya raja guhyam pavitram idam uttamam
pratyaksavagamam dharmyam su-sukham kartum avyayam
Artinya:
            Pengetahuan itu adalah raja pendidikan, yang paling rahasia di antara segala rahasia.Inilah pengetahuan yang paling murni, pengetahuan ini adalam kesempurnaan darma, karena memungkinkan seseorang melihat sang diri secara langsung melalui keinsafan. Pengetahuan ini kekal dan dilaksanakan dengan riang.
            Dalam kutipan bhagavad-gita diatas bahwa pengetahuan merupakan raja pendidikan karena dengan pengetahuan manusia bisa menghindarkan dirinya dari kemiskina, kebodohan,dll. di katakana demikan dengan pengetahuan manusia bisa menggunakan pikirannya untuk berbuat seuatu untuk menghidarkan dirinya dari kemiskin, dan menjadikan dirinya sebagai sumber pemberantas kemiskinan  dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. selain itu pula dengan pengetahuan manusia bisa menjadi manusia sesungguhnya karena manusia yang sesungguhnya sadar bahwa manusia yang satu dengan yang lain adalah sama yaitu berasal dari Tuhan.     

2.3. Penyebab Kemiskinan Moral dan Pengetahuan
Hal yang menyebabkan orang miskin moral dan pengetahuan adalah disebabkan oleh factor kemalasan. Kemalasan ini mempengaruhi individu-individu untuk tidak melakukan apa-apa dan individu menganggap dirinya sudah miskin karena nasib dan tak akan bisa diubah maka dengan itu individu tidak melakukan aktivitas (karma). Dengan ini manusia itu dikatakan miskin moral dan pengetahuan karena sudah berpikir tidak logis.
Faktor yang menyebabkan orang menjadi miskin moral dan pengetahuan yaitu karena faktor interen dan eksteren. Faktor interen adalah suatu pengaruh atau penyebab dari kemiskinan yang berasal dari dalam dirinya sendiri misalnya malas belajar, tidak perduli dengan masa depan, kejiwaan, kurangnya keinginan untuk belajar dan mengetahui sesuatu. Sedangkan faktor eksternal adalah suatu pengaruh atau penyebab dari kemiskinan yang berasal dari luar diri dan lingkungan misalnya pergaulan bebas, pengaruh internet, pengaruh facebook, pengaruh televisi dan tontonan televisi yang bisa membuat seseorang melakukan atau mengikuti perbuatan yang tidak baik contoh berita tentang pemerkosaan, berita tentang pencurian, berita KDRT, perbuatan Asusila, pergaulan dan pengaruh lingkungan yang kurang baik.

2.4.  Kemiskinan dalam diri dipandang dari sudut Nyaya dalam Sad Darasana
Kemiskinan moral dan pengetahuan di dalam diri seseorang dapat berpengaruh besar dalam kehidupan. Hal ini dikarenakan seseorang yang miskin akan moral dan pengetahuan di dalam dirinya tidak akan mampu menghadapi suatu masalah yang ada dalam dirinya maupun yang dari lingkungannya. Pada umumnya penyebab kemiskinan moral dan pengetahuan timbul dari faktor interen dan eksteren. Faktor interen adalah suatu pengaruh atau penyebab dari kemiskinan yang berasal dari dalam dirinya sendiri misalnya malas belajar, tidak perduli dengan masa depan, kejiwaan, kurangnya keinginan untuk belajar dan mengetahui sesuatu. Sedangkan faktor eksternal adalah suatu pengaruh atau penyebab dari kemiskinan yang berasal dari luar diri dan lingkungan misalnya pergaulan bebas, pengaruh internet, pengaruh facebook, pengaruh televisi dan tontonan televisi yang bisa membuat seseorang melakukan atau mengikuti perbuatan yang tidak baik contoh berita tentang pemerkosaan, berita tentang pencurian, berita KDRT, perbuatan Asusila, pergaulan dan pengaruh lingkungan yang kurang baik.
Kemiskinan dalam diri hendaknya dihilangkan karena dapat merugikan diri sendiri dan mulai untuk memperbaiki diri dengan kesadaran agar menemukan masa depan yang lebih baik. Kemiskinan dapat membuat seseorang menjadi bodoh dan dengan kebodohan itu dapat mengarahkan kita untuk melakukan hal tidak semestinya kita lakukan misalnya kenganbil keputusan pada saat pikiran kurang baik, mengambil keputusan dengan terburu-buru tanpa mempertimbangkan dengan matang sebab dan resikonya terhadap dirinya. Seperti disebutkan dalam Sarasamuccya Sloka 404
Anistasamprayogacca vuprayogat priyasya ca, manusya
manasairduh khairyujyante ye’lpabuddhayah

Artinya :
Orang yang bodoh, tak tersangsikan lagi, selalu ia merasakan kepedihan hati, disebabkan pertemuannya dengan orang yang dibencinya dan oleh perceraiannya dengan orang yang dikasihinya ; ah, karena nafsu angkara murkanyayang di timbulkan oleh kebodohannya.
Dari Sloka diatas dapat dijelaskan bahwa kemiskinan dapat menyebabkan kebodohan dan kebodohan tidak diragukan lagi membuat seseorang merasakan kepedihan dalam hatinya yang disebabkan oleh pertemuan orang yang dibencinya serta ditinggalkan oleh orang yang dikasihi krena kebodohannya tidak bisa menjaga dan mempertahankan orang yang ia kasihi.
Nyaya merupakan dasar dan pengantar dari seluruh pengajaran filsafat Astika yang dianut oleh umat Hindu. Nyaya Sutra digunakan sebagai sumber dari filsafat Nyaya yang ditulis oleh Rsi Gautama. Nyaya berarti “argumentasi” sehingga sering pula disebut sebagai Tarka vada atau diskusi tentang suatu darsana atau pandangan filsafat. Nyaya biasanya mempelajari tentang diskusi dan perdebatan tetapi dalam Nyaya lebih ditekankan pada logika dan nalar. Kalau seseorang yang miskin akan moral dan pengetahuan tidak akan bisa bersikap dan berprilaku yang dapat dimengerti dan dipahami oleh logika dan tidak bisa berpikir secara logis dan dipahami serta ditangkap dengan nalar dan logika.
Hubungan Nyaya Darsana dengan Catur Pramana. Hubungan Nyaya dengan Catur Pramana sangat erat karena saling berkaitan diantara keduanya karena catur pramana merupakan bagian dari Nyaya Darsana. Adapun bagiannya yaitu sebagai berikut :
·         Pratyaksa Pramana ( Melalui pengamatan langsung )
·         Anumana Pramana ( Melalui Penyimpulan )
·         Upamana Pramana ( Melalui Perbandingan )
·         Sabda Pramana ( Melalui penyaksian )
Pratyaksa pramana
Pratyaksa pramana atau pengamatan secara langsung melalui panca indriya dengan obyek yang diamati, sehingga memberi pengetahuan tentang obyek-obyek ssesuai dengan keadaannya. Pratyaksa pramana terdiri dari 2 tingkat pengamatan yaitu :
1        Nirwikalpa pratyaksa (pengamatan yang tidak menentukan ) pengamatan terhadap suatu obyek tanpa penilaian tanpa asosiasi dengan suatu subyek.
2        Savikalpa pratyaksa (pengamatan yang menentukan ) pengamatan terhadap suatu obyek  dibarengi dengan pengenalan cirri-ciri, sifat-sifat, dan juga subyeknya.
Jika dikaji dari Pratyaksa Pramana Kemiskinan dalam diri seseorang dapat dilihat dari moral dan pengetahuan. Suatu pengamatan dapat dilakukan terhadap diri seseorang melalui kemiskinan moral dan penetahuan yang berpengaruh pada kualitas diri seseorang di dalam dirinya dan dimata orang lain. Dilihat dari kemiskinan moral dapat dipandang dari sopan santun, prilaku dan tingkahlaku seseorang dalam kehidupannya. Menghindarkan diri dari pergaulan bebas, sek bebas, narkoba yang dapat merusak mental dan moral dalam diri seseorang dalam menjalani kehidupannya. Dilihat dari kemiskinan pengetahuan dapat dipandang dari kurangnya wawasan seseorang yang terkadang berpemikiran sempit, pengambilan keputusan yang tanpa mempertimbangkan resikonya.Menghindarkan diri dari kesalahan dengan lebih banyak membaca dan memperluas wawasan dalam bidang pengetahuan agar dapat meningkatkan kualitas diri. Dengan demikian pengamatan dan penilaian seseorang terhadap diri kita lebih baik dan kita terhindar dari kemiskinan dan  kebodohan.
Anumana pramana
Anumana pramana merupakan hasil yang diperoleh dengan adanya suatu perantara diantara subyek dan obyek, dimana pengamatan langsung dengan indriaridak dapatmenyimpulkan hasil dari pengamatan. Penantara merupakan suatu yang sangat berkaitan dengan sifat dari obyek.
Proses penyimpulan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1        Pratijna            : Memperkenalkan obyek permasalahan tentang kebenaran  pengamatan
2        Hetu                : Alasan penyimpulan
3        Udaharana       : Menghubungkan dengan aturan umum itu dengan suatu masalah
4        Upanaya          : Pemakaian aturan umum pada kenyataan yang dilihat
5        Nigamana        : Penyimpulan yang benar dan pasti dari seluruh proses sebelumnya
Dikaji dari Anumana Pramana kemiskinan dalam diri seseorang dilihat dari sudut pandang moral dan pengetahuan. Suatu kesimpulan didapat melalui suatu pengamatan dan melihat secara langsung apa yang terjadi terlebih dahulu. Seperti misalnya kalau ada asap pasti ada api. Dilihat dari sudut pandang kemiskinan moral seseorang dalam dirinya misalnya yaitu kalau orang yang miskin moral kalau orang tidak mempunyai sopan santun dan tidak bisa menghargai diri sendiri dan orang lain cenderung mempunyai moral dan prilaku yang kurang baik. Dilihat dari sudut pandang kemiskinan pengetahuan dalam dirinya misalnya orang yang tidak suka belajar dan berwawasan dan cendrung berpikir sempit biasanya orang yang miskin akan ilmu pengetahuan. Dapat disimpulkan bahwa kalau seseorang yang miskin akan moral dan pengetahuan maka tidak akan diakui kualitas dirinya dan kurang percaya diri.
Upamana pramana
Upamana pramana merupakan cara pengamatan dengan membandingkan kesamaan-kesamaan yang mungkin terjadi atau terdapat dalam suatu obyek yang diamati dengan obyek yang sudah ada atau pernah diketahui. Dikaji dari Upamana Pramana kemiskinan dalam diri seseorang dilihat dari sudut pandang moral dan pengetahuan. Dari suatu perbandingan antara seekor gajah dengan seekor tikus dimana gajah lebih besar dari tikus, sama halnya dengan seseorang yang miskin akan moral dan pengetahuan dibandingkan dengan orang memiliki moral yang baik serta mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas dimana orang yang miskin akan moral dan pengetahuan dalam dirinya akan merasa terasingkan, merasa kecilhari dan setiap melihat orang lain menjadi malu dan takut serta merasa dirinya orang yang paling terbodoh serta takut untuk membandingkan dirinya dengan orang lain apalagi kalau oraang itu lebih mampu dari dirinya.
Sabda pramana
Sabda pramana merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui kesaksian dari orang yang dipercaya kata-katanya, ataupun dari nasklah-naskah yang diakui kebenarannya. Kesaksian terdiri dari 2 jenis yaitu :
1        Laukika sabda : kesaksian yang didapat dari orang-orang terpercaya dan kesaksian dapat diterima akal sehat
2        Vaidika sabda :    kesaksian yang didasarkan pada naskah-naskah suci Veda Sruti
Dikaji dari Sabda Pramana kemiskinan dalam diri seseorang dilihat dari sudut pandang moral dan pengetahuan. Diri suatu perkataan seseorang dapat diakui dan dipercaya. Kalau seseorang miskin akan moral dan pengetahuan dalam dirinya dan berwawasan kurang maka orang tersebut akan sulit dipercaya kata-katanya oleh orang lain dan walaupun apa yang dikatakannya benar sesuai kenyataan dan sangat bermanfaat. Seperti yang disebutkan dalam Sarasamuccaya Sloka 282
Daridrasya manusyasya dusprajnasyadhanasya ca,
Kale pyuktam hitam vakyam na kascit pratipadyate.
Artinya:
Orang yang miskin itu biarpun ia pandai, tidak diindahkan segala yang dikatakannya walaupun tepat waktunya, tempatnya dan ucapannya sungguh-sungguh bermanfaat apalagi jika simiskin itu bodoh, pasti tidak akan ada orang yang dengan senang mendengarkan kata-katanya.
Dari sloka diatas jelas dikatakan bahwa orang yang miskin dengan moral biarpun ia pandai tak akan ada seorang yang akan mau mendengarkan kata-katanya walaupun apa yang dikatakan orang itu sesuai dengan tempat dan waktunya karean orang lain menilai bahwa orang yang pandai belum tentu memiliki nilai moral yang bagus karena kebanyakan orang pandai dalam pengetahuan itu memeiliki nilai moral yang buruk misalkan seorang guru melakukan pelecehan seksual pada muridnya, seorang guru melakukan kekerasan kepada anak didiknya. Dalam ilustrasi tersebut guru adalam orang yang pandai ketimabang muridnya tetapi guru itu tidak memiliki nilai moral sehingga ia melakukan kekerasan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menurut Nugroho (2002:165), kemiskinan merupakan kondisi absolute/relative yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku dalam masyarakat karena sebab-sebab natural, kultural atau struktural.
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat.
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Hal yang menyebabkan orang miskin moral dan pengetahuan adalah disebabkan oleh factor kemalasan. Kemalasan ini mempengaruhi individu-individu untuk tidak melakukan apa-apa dan individu menganggap dirinya sudah miskin karena nasib dan tak akan bisa diubah maka dengan itu individu tidak melakukan aktivitas (karma). Faktor yang menyebabkan orang menjadi miskin moral dan pengetahuan yaitu karena faktor interen dan eksteren. serta pandangan nyaya darsana tentang kemiskinan dapat dilihat dari empat (4) jalan yaitu anumana premana, praktyaksa premana, upamana premana dan sabda premana
3.2. Saran                 
            Ketika seseorang merasa miskin dalam moral dan pengetahuan yang mengakibatkan menurunkan kuwalitas dirinya hendaknya ia memperkaya dirinya dengan banyak membaca buku-buku pengetahuan, kitab-kitab suci, dan selalu mendekati seorang guru kerohanian yang dapat dipercaya untuk memberikan pengetahuan dan memberikan pencerahan terhadap jiwa seseorang tersebut agar orang itu tidak menyimpang dan melakukan seseuatu di luar jalur Agama serta tidak minder bila bertemu orang yang kaya dari dirinya dan selalu berpikir positif bahwa setiap manusia memeiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

REFRENSI
Sri-Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada.Bhagavad-gita pengetahuan yang rahasia bab 9. penerbit Hanuman sakti.
 Kitab saramuscaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar