Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan
bertindak seorang guru yang didasarkan kepada pengertian tentang sifat-sifat
kelas dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak, selanjutnya berusaha untuk
bertindak slektif serta kreatif untuk memperbaikai kondisi, sehingga dapat menciptakan
situasi belajar dan mengajar yang baik.
Adapun pengelolaan kelas ditinjau dari
paham lama dan paham baru adalah sebagai berikut :
Paham lama: pengelolaan kelasa
ialah memperbaikai ketertiban kelas.
Paham baru: pengelolaan kelas
ialah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan
situsai pengelolaan kelas. Jadi pengelolaan kelas adalah usaha guru ata
pendidik untuk mendaya gunakan semua potensi kelas sehingga tercapai suasana belajar-mengajar yang
efektif dan efesien.
Aspek-aspek pengelolaan kelas dalam
pembelajaran ialah menciptakan dan mempertahankan lingkungan internal yang
mendorong daln meralisasai potensi manusia dan yang memberi kemungkinana kepada
murid dalam bekerja sama dalam kelompok kelas untuk mewujudkan tujuan
pendidikan secara evektifdan efesien.
Konsep dasar yang berguna dalam teori
pengelolaan kelas ialah penempatan individu, tempat kelompok, tempat sekolah
dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi komponen-komponen tadi. Juga
termasuk sifat-sifat kelas, peranan dan motif individu dalam kelompok kerja,
penyesuaian yang terjadi dalam perilakau kolektif, dan pandangan pemimpin/guru
kelasa dalam mengajar.
Fungsi pengelolaan kelas ialah membuat
perubahan dalam organisasi kelas, sehingga individu-individu mau bekerja sama
dan mengembangkan kontrol mereka sendiri, ciptakan dan mempertahankan
lingkungan yang memungkinkan dan mendorong realisasi kemampuan manusia.
Usaha- uasaha guru dalam pengelolaan
kelasa secara efektif
1. Guru sebagai Pengelola Kelas
Pengelolaan (managemen) kelas yang baik
memungkinkan sang guru mengajar dengan baik, karena kelas yang terhindar dari
konflik memungkinkan guru mengembangkan apa-apa yang diingikkannya. Dengan
demikaian, guru juga bisa membina hubungan yang baik dengan murid-muridnya.
Guru sebagai pengelola kelas merupakan
orang yang mempunyai peranan yang strategis yaitu orang yang merencanakan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas, orang yang akan
mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan subjek dan objek siswa,
orang menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang akan digunakan
dengan berbagai kegiatan di kelas, dan guru pula yang akan menentukan
alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul; maka
dengan tiga pendekatan-pendekatan yang dikemukakan, akan sangat membantu guru
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Guru dalam melakukan tugas mengajar di
suatu kelas, perlu merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang bagaimana
yang perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar siswa serta
materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas tersebut.
Menyusun strategi untuk mengantisipasi
apabila hambatan dan tantangan muncul agar proses belajar mengajar tetap dapat
berjalan dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Pengelolaan
kelas akan menjadi sederhana untuk dilakukan apabila guru memiliki motivasi
kerja yang tinggi, dan guru mengetahui bahwa gaya kepemimpinan situasional akan
sangat bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya. Dengan demikian
pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi kerja guru, karena dengan
motivasi kerja guru ini akan terlihat sejauhmana motif dan motivasi guru untuk
melakukan pengelolaan kelas. motivasi adalah dorongan yang muncul dalam diri
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Dorongan ini muncul dikarenakan adanya kebutuhan, dan
peneliti sependapat dengan kebutuhan dan tingkatan kebutuhan yang dikemukakan, sedangkan
dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas
akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.
Selain dari motivasi, ketertiban juga
mempengaruhi kesuksesan guru dalam mengefektifkan kelas. Tanpa ketertiban
setiap jam pelajaran, kelas akan menjadi tidak kondusif. Didalam kelas yang
tertib, anda (guru) akan bisa bekerja lebih baik, lebih bersahabat dan membuat
mereka seperti diri anda sendiri. Pada umumnya anak-anak (siswa) sesungguhnya
menyukai keadaan yang tertib dan lebih seneng berada di dalam kelas yang
terkontrol. Meskipun kata kontrol itu sendiri terasa kuno dan menimbulkan
asosiasi negatif, seorang guru hendaknya tetap menyadari bahwa mengontrol
adalah sebagian dari kewajibannya. Apa bila guru gagal dalam hal ini, bisa
dipastikan dia pun gagal dalam lebih banyak hal lagi. Guru tak mungkin
menghindarkan murid dari pengaruhnya, dan mengntrol mereka (siswa) bukan
berarti menyalah gunakan kekuasan guru. Kalau ada guru yang memandang hal itu
demikian menakutkan, sebaiknya dia berfikir sekali lagi untuk melanjutkan
propesi yang telah dipilihnya.
Cerita-cerita ejekan tentang guru-guru
pada masa lampau yang katanya hanya bisa seneng jika murid-muridnya diam
membisu, tampaknya juga menimbulkan pandangan yang keliru bagi sebagian guru.
Mereka merasa telah melakukan suatu dosa dalam dunia pendidikan. Salah satu
kebebasan penting yang diharapkan murid dari sekolah adalah bebasa dari
kebisingan yang ditimbulkan oleh teman-temannya, lingkungan sekitar, dan
gangguan dari dirinya sendiri.
Semua murid mengetahui mana-mana guru yang
pandai menguasai kelasnya dan pandai menjaga disiplin, meskipun kata disiplin
itu sendiri pengertianya sulit dirumuskan. Tetapi kalau siswa (murid) lebih
hati-hati, pasti akan menemukan tiga hal lagi yang dapat dianggap sebagai tanda
kesuksesan guru dalalm mengelola kelas secara efektif.
Yang pertama, adalah sikap penuh perhaian
dan patang menyerah. Guru yang berhasil, akan menyadari bahwa tidak semua yang
diharapkan tercapai, tetapi dia tidak kecewa. Murid-murid mengetahui bahwa
gurunya memperhatikan hal itu dan akan terus mencoba mencapai harapannya.
Murid-murid merasakan bahwa sang guru menghargai usaha mereka. Banyak guru-guru
idealis yang gagal, karena kurang cukup memberi perhatian sebanyak tuntunan-tuntunannya.
Menyayangi murid aja tidak cukup, tetapi mereka memerlukan rasa sayang yang
sedikit kaku, jauh, menentaramkan dan terkendali.
Yang kedua, banyaknya guru yang terlalu
sibuk menciptakan keakraban dengan murid-muridnya, bersimpati kepada masalah-masalah
yang dihadapi siswa, tetapi lupa dengan kewajibannya yang paling mendasar,
yaitu membuat hal-hal yang sulit menjadi sederhana, menjelaskan dalam cara yang
mudah dipahami. Hal ini yang harus dihindari oleh seorang guru, jika ini
terjadi maka kegaduhan akan terjadi didalam kelas, dan mengakibatkan kelas
menjadi tidak efektif untuk melanjutkan materi selanjutnya.
Yang terakhir, adalah guru yang baik
adalah pengelola kelas yang baik. Entah model mengajar apa yang dipakai atau
masalah apa yang diterangkannya, seorang guru berkewajiban mengelola kelas itu.
Tugas itu menyangkut pengontrolan kelompok, pengaturan waktu serta
pengorgainisasian alat-alat belajar. Selain itu, juga menyangkut sikap dan
suara guru.
Mengelola kelas itu sendiri bukanlah
tujuan utama dari setiap guru, akan tetapi apabila guru dapat mengelola kelas
dengan baik, maka kegiatan belajar mengajar-nya akan berjalan baik dan
siswa-siswa-nya akan berprestasi tinggi. Mengelola kelas merupakan sarana/alat
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan belajar mengajar. Tujuan
guru pada dasarnya adalah bagaimana guru dapat mentransfer materi pelajaran
dengan baik, sehingga siswa dapat mengerti dan menerima materi pelajaran yang diajarkan.
2. Hubungan Guru dengan Murid di Kelas
Menciptakan hubungan yang baik dengan
murid merupakan kewajiban utama guru. Padahal, kewajiban ini lah yang paling
sukar dijelaskan, paling memerlukan keterampilan pribadi untuk dikuasai dan
paling kabur jika ditentukan. Nasihat bisa salah diterapkan dan peringatan berubah
menjadi ejekan.
Selain itu guru juga tidak boleh
beranggapan bahwa kemauan untuk mengadakan hubungan baik akan mendapat hasil
yang sepadan. Guru harus bekerja keras, dengan penuh kesabaran serta keahlian.
Guru harus merancanakan tujuan jangka panjang, menciptakan bermacam-macam
prosedur kelas yang teratur dan sistematis, yang memberi kesan patama bagi
terciptanya hubungan baik tersebut. Guru-guru yang disiplin lebih berkesempatan
untuk mengajar dalam suasana bersahabat daripada guru yang baik hati. Guru yang
berdisiplin sangat jarang memberi peringatan-peringatan (murid sama sekali
tidak suka diberperingatan-peringatan), dan dia juga lebih jarang menghadapi
keributan. Kedisiplinan menciptakan suasana damai, yang sangat perlu untuk
tumbuhnya hubungan yang positif. Guru juga harus menciptakan hubungan baik
dengan menempatkan diri sebagai pengajar. Pengajaran yang diberikan oleh guru
jangan hanya bersifat obyek, tetapi guru hendaknya mewujudkan seolah-olah
sebagai sesuatu yang istimewa, sesuatu yang tidak mungkin didapatkan dari orang
lain.
Seorang guru jangan sampai terperangkap
dalam pandangan sosial masyarakat terhadap murid-muridnya yang berasal dari
kelas-kelas tertentu. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sejumlah anak dari
keluarga buruh rendah atau kelas-kelas tertentu banyak memiliki hambatan
didalam pendidikan. Tetapi seorang guru tidak melibatkan pengetahuannya untuk
berpandangan seperti tersebut diatas. Pengetahuan guru hanya bermanfaat apabila
guru bisa memperbaiki teknik mengajar ataupun menemukan simpati. Guru mempunyai
kewajiban yang sama terhadap mereka seperti juga terhadap yang lain, yaitu
mengajar dan membuat pengajaran itu berhasil. Selain itu guru hendaknya
mempertimbangkan mengenai motivasi kelas. Untuk merencanakan motivasi yang setinggi-tingginya
adalah hak guru. Tetapi kenyataannya, bahwa motivasi terbaik adalah
keberhasilan dalam mengajar. Guru adalah seorang pemimpin, mengingat tanggung
jawabnya terhadap sekelompok murid. Sebagai guru, harus mampu menguasai
kelompok tersebut. Kemampuan seperti itu harus dipergunakan secara tegas dan
sangat hati-hati. Tidak ada gunanya seorang guru merasa khawatir untuk
menguasai murid-murid, entah dengan alasan untuk menjaga hubungan baik ataupun
untuk memungkinkan perkembangan individu mereka.
Serta Guru juga akan mencermati kemampuan para
siswa satu per satu, sehingga guru mengetahui kemampuan siswa pada tingkatan
rendah, sedang atau tinggi. Dengan demikian guru akan menentukan siswa-siswa
yang mana, yang perlu mendapat bimbingan yang banyak; guru dapat menentukan
metoda mengajar atau media pembelajaran yang harus digunakan. Guru akan
menentukan berapa banyak tugas yang perlu diberikan. Hubungan yang bagaimana
yang perlu dilakukan guru dengan siswa, agar kesulitan belajar siswa dapat
teratasi motivasi belajar siswa terus meningkat.
3. Keadaan Kelas
Guru yang memiliki motivasi yang tinggi dan tidak
hanya untuk kepentingan dirinya, akan dapat melakukan pengelolaan kelas dengan
tepat. Guru tersebut akan menaruh perhatian bagi siswa dan kelasnya. Guru akan
melakukan yang terbaik bagi siswa. Dalam mentransfer materi pelajaran pada
siswa, guru akan mempelajari dan mengatur kelas sedemikian rupa sehingga dapat digunakan
untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik.
Seorang guru bisa memanfaatkan apa saja
yang ada didalam kelas terutama yang mendukung pembelajaran, karena lingkungan
fisik kelas dapat menjadi faktor penting untuk mempengaruhi murid-murid. Suatu
ruangan yang tertata rapi dan indah adalah pendidikan itu sendiri, juga
murid-murid berkelakuan lebih baik di dalam ruangan yang teratur dan
mencerminkan karakter seseorang. Untuk menata keadaan kelas guru bisa menyuruh
siswa-siswa untuk membantu.
Kerapian dan kebersiahan adalah hal
pertama yang paling berkesan bagi murid. Keadaan yang memberi pengumuman kepada
mereka dimana sebenarnya mereka berada, di dalam ruangan untuk belajar atau
ruang yang kacau-balau, mungkin mereka memang tidak memberi komentar atau
setengah menyadari, tetapi semua situasi ruangan yang tertata, mempengaruhi
sikap dan tingakah laku mereka pada saat pembelajaran berlangsung. Setiap kali pelajaran selesai
kelas harus dibersihkan. Murid-murid yang paling akhir memakai ruang itu harus
ditugasi mengadakan cek kebersihan terakhir. Guru juga harus menjaga kebersihan
dan kerapian meja, kursi dan perabot lain yang dipakai. Usaha-usaha
menyenangkan bagi murid dan menimbulkan rasa bangga membuat ruangan menjadi
hidup dan lembut. Selain itu,hiasan-hiasan ruang lain juga melengkapi sentuhan
keindahan.
Guru juga harus benar-benar memikirkan
pengaturan bangku ini sejak dini. Karena letak banggku-bangku harus sesuai
dengan hampir semua metode atau teknik mengajar yang akan dipakai guru, juga
untuk keperluan jenis pelajaran itu sendiri.
4. Kebiasaan-kebiasaan yang baik
Kebiasaan-kebiasaan itu merupakan suatu
rangkain yang dilakukan siswa di kelas. Guru berkewajiban melaksanakan dan
menjaga kelangsungan pelaksanaannya, kebiasan-kebisaan itu hendaknya menjadi
darah daging, sesuatu yang rutin, sehingga tidak lagi perlu menyia-nyiakan
tenaga untuk menimbang-nimbang. Seperti rutinnya ucapan selamat pagi, tidak
perlu berpikir-pikir tentang keperluan mengucapkannya, sehingga segala apa yang
berada di baliknya berkembang lancar. Kebiasaan ini mendukung tindakan guru
dalam mengelola kelas. Dan juga menumbuhkan hubungan yang akrab dan
berlangsungnya proses pendidikan.
Kebiasaan baik ini harus dilakukan oleh
seorang guru saat memasuki dan meninggalkan ruangan misalkan guru hadir lebih
dahulu di ruangan daripada murid-murid, sehingga sang guru dapat menyambut
mereka datang dan siswa merasakan kesenangan karena disambut hangat oleh sang
guru. Kepada anak yang masuk paling awal, perintahkan apa yang harus
dikerjakannya begitu dia ada didalam, begitu seterusnya dengan yang lain.
Lontarkan sapaan atau komentar-komentar kepada mereka ketika berjalan memasuki
ruangan. Kebiassan ini pula akan membuat seorang guru menjadi akrab dan
menghindarkan kesulitan menguasai ruang yang kacau balau seta bising bila
mereka datang lebih dahulu.
Selama pelajaran berlangsung, guru akan
sering dimintai izin keluar untuk bermacam-macam alasan. Dalam kasus ini guru
harus memiliki sikap tegas, tetapi guru jangan menyesal setelah terlanjur ada
kasus-kasus kenakalan terjadi. Memang setiap guru memeiliki suatu kecendrungan
untuk memberi izin anak-anak yang akan ke perpustakaan, kamar kecil, mengambil
suatu yang ketinggalan, mengurus ini itu dan sebagainya.
Tanggung jawab seorang guru dikelas juga
meliputi usaha membuat mereka (murid-murid) berada dalam kelas. Hal itu
berhubungan erat dengan kewajiban guru membantu murid dalam belajar. Hindari
menyuruh anak ke luar kelas dengan alasan apapun tetapi persilakan mereka
melaksanakan keperluan pada jam-jam istirahat atau jam kosong lain, sehingga
tidak perlu mondar-mandir. Kalau ketentuan ini disampaikan dengan jelas, dengan
sendirinya rangsangan untuk ke luar berkurang.
5. Penampilan Guru
Seorang guru mau tak mau adalah seorang
pemain. Guru yang mengajar sejumlah murid berarti juga membuat dirinya sebagai
tontonan mereka jadi penampilan guru harus rapi dan sopan. Setiap guru wajib
melatih diri dalam suatu rasa percaya diri, rasa yang jauh bedanya dengan sikap
menguasai, kurang hormat atau mendominasi murid-muridnya. Yang dihadapi oleh
guru adalah penonton (ini sering terlupakan, seorang guru yang sedang mengajar
sering lupa bahwa murid-muridnya sering bersikap sebagai penonton). Penonton
yang dapat dengan cepat menangkap tanda-tanda adanya rasa kurang percaya diri
pada orang itu. Kalau mereka telah menangkap tanda-tandanya, seperti penonton
bertujuan lain, mereka akan mengetesnya. Guru haus jujur kepada diri sendiri
dan kemampuannya tampil adalah bagian dari sikap jujur itu.
Dalam segi penampilan luar seorang guru
harus memperhatikan cara berpakaiannya seperti kebersihannya, perawatannya, dan
pemeliharannya, karena murid-murid menghendaki gurunya berpakaian menurut
seleranya sendiri, menarik tetapi juga tidak lain dari yang lain, berwarna
tetapi tidak terlalu mencolok tentu saja, rapi tetapi tidak terlalu kaku. Dalam
berbicara guru juga harus memperhatikan tiga (3) hal yaitu:
·
Memilih
saat yang tepat
Saat yang tepat hendaknya dihubungkan
dengan fungsi dari yang akan dikatakan maupun suasana hati anak-anak.misalnya,
bukan saat berbicara kalau sebagian anak belum berada di kelas atau ketika
mereka sedang sibuk mengemasi alat-alat. Atau ada juga guru tiba-tiba ingat
mengatakan sesuatu yang baru saja teringat olehnya, ketika anak-anak yang
sedang sibuk ke sana ke mari. Guru mencoba melontarkan serangkaian anjuran.
Tentu saja tidak ada seseorang pun yang akan siap untuk mendengarkannya.
·
Mempertimbangkan
benar apa yang akan dikemukakan.
Seorang guru harus membuat kalimat yang
mengungkapkan tujuannya dengan jelas. Berarti kalimat yang memuat ida utama
berada di depan, mengunakanlah kalimat-kalimat yang sederhana, karena tidak
semua kata dapat dipahami siswa, kalau mungkin, tulislah sebelumnya di papan
tulis, siehingga guru dapat menunjukan kepada muruid, dan apa yang siswa lihat
biasanya lebih menguatkan ingatan kepada pendengaran. Serta guru juga menggunakan
referensi dan perbandingan-perbandingan yang kira-kira telah dikenal oleh murid
dan atau pernah mereka lihat.
·
Sikap
guru dalam bicara
Sikap gugu dalam berbicara harus
menggunakan mimik yang dibutuhkan pada situasi waktu kelas diajar. Seperti
memakai volume yang tepat, ekspresi yang sesuai dan berkomunikasi dengan gaya
serta pandangan mata.
Suara harus jelas dan seorang guru sendiri
harus dapat memperlihatkan maksud kata-katanya kepada muridnya. Tekanan naik
dan turunya (modulasi, volume, kecepatan serta nada, semuanya mendukung apa
yang ingin guru sampaikan, juga memberi efek musikalitas yang selalu ada pada
pidato yang baik. Guru juga secara
khusus mengajak siswanya berbicara dengan cara guru memandang kepada masing-masing
dan merata kepada semua anak. Jangan seolah-olah guru berbicara kepada ruangan
itu sendiri. Dengan demikian berhasillah guru membangun keakraban yang akan
membantu disiplin dan memperkaya komunikasi antara guru dengan murid.
6. Memberi irama dalam mengajar
Suatu pelajaran harus diatur menurut
urutan yang ditentukan oleh waktu. Pola kegiatan belajar harus sesuai dengan
tujuan pendidikan maupun dengan jangka waktu yang tersedia. Kegiatan belajar
tersebut dilaksanakan dengan irama yang dikontrol oleh guru. Irama didalam
kegiatan belajar sangat penting, dengan irama kelas akan terasa nyaman.
Disekolah, murid-murid berada dalam lingkungan yang waktunya telah diatur, dan
mereka sendiri mengharap setiap bagian dari waktunya juga diisi menurut waktu
yang terencana. Murid-murid mendapat dorongan dari pemanfaatan waktu yang baik,
dan akan bosan serta jengkel kalau yang terjadi sebaliknya. Suatu pelajaran
adalah suatu perjanjian, betapapun banyak partisipasi murid didalamnya, irama
serta gerakanya adalah bagian dari kenikmatan yang diperoleh. Kalau pada suatu
saat setelah selesai belajaran, seseorang murid berkata ” menyenangkan bener
pelajaran tadi” biasanya maksudnya adalah gerak dari pelajaran tersebut, yang
menumbuhkan rasa puas.
Dalam kegiatan murid dan guru di kelas
adalah melakukan kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan-kegiatan tersebut harus
diterapkan dengan ahli di dalam pelajaran. Misalnya, kegiatan yang berfungsi
sebagai pembuka pelajaran. Tujuannya bisa untuk membuat anak berpikir,
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam benak murid. Jadi pengertian penuhnya
tergantung dari penjelasan yang diberikan sesudah itu.
Kalau waktu untuk kegiatan cukup panjang,
sebaiknya petunjuk-petunjuk yang diberikan juga cukup jelas bagi mayoritas anak
( tulis dipapan tulis, proyektor atau dalam kertas kerja). Tidak ada yang bisa
merusak suatu pelajaran yang berirama lebih buruk dari murid-murid yang gelisah
karena tidak dapat melanjutkan kegiatan tanpa dibantu.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan
bertindak seorang guru yang didasarkan kepada pengertian tentang sifat-sifat
kelas dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak, selanjutnya berusaha untuk
bertindak slektif serta kreatif untuk memperbaikai kondisi, sehingga dapat
menciptakan situasi belajar dan mengajar yang baik. Aspek-aspek pengelolaan
kelas dalam pembelajaran ialah menciptakan dan mempertahankan lingkungan
internal yang mendorong daln meralisasai potensi manusia dan yang memberi
kemungkinana kepada murid dalam bekerja sama dalam kelompok kelas untuk
mewujudkan tujuan pendidikan secara evektifdan efesien. Konsep dasar yang berguna dalam teori pengelolaan
kelas ialah penempatan individu, tempat kelompok, tempat sekolah dan
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi komponen-komponen
Fungsi pengelolaan kelas ialah membuat
perubahan dalam organisasi kelas, sehingga individu-individu mau bekerja sama
dan mengembangkan kontrol mereka sendiri, ciptakan dan mempertahankan
lingkungan yang memungkinkan dan mendorong realisasi kemampuan manusia.
Adapun Usaha- uasaha guru dalam pengelolaan
kelasa secara efektif adalah
·
Guru
sebagai Pengelola Kelas
·
Hubungan
Guru dengan Murid di Kelas
·
Keadaan
Kelas
·
Kebiasaan-kebiasaan
yang baik
·
Penampilan
Guru
·
Memberi
irama dalam mengajar
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
motivasi kerja guru ada hubungan dengan efektivitas pengelolaan kelas. Makin
tinggi motivasi kerja guru, makin tinggi efektivitas pengelolaan kelas yang
dapat dicapai. Demikian pula motivasi kerja guru ada hubungannya dengan gaya
kepemimpinan guru dalam arti guru yang memiliki motivasi kerja tinggi, akan
berupaya untuk melakukan berbagai strategi untuk keberhasilan PBM-nya termasuk
untuk
menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.
sumber: Michael Marland. 2003. Seni Mengelola kelas. Semarang : Dahara Prize.
Wragg. E.C.1996. Pengelolaan Kelas. Terjemahan Anwar Jasin. Jakarta : Grasindo.
Tondowidjojo CM.JVS.1985. Kunci sukses pendidikan. Yogyakarta : Kanisius
Pidarta Made DR. 1970. Pengelolaan Kelas. Surabaya : Usaha Nasional.
semoga bermanfaat....
|
|||
|
profesionalnya guru menciptakan SDM yang berkualitas..
BalasHapus