selamat datang di blog saya ini

Welcome Comments Pictures

Kamis, 17 Januari 2013

pendidikan



  Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan bertindak seorang guru yang didasarkan kepada pengertian tentang sifat-sifat kelas dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak, selanjutnya berusaha untuk bertindak slektif serta kreatif untuk memperbaikai kondisi, sehingga dapat menciptakan situasi belajar dan mengajar yang baik.
Adapun pengelolaan kelas ditinjau dari paham lama dan paham baru adalah sebagai berikut :
Paham lama: pengelolaan kelasa ialah memperbaikai ketertiban kelas.
Paham baru: pengelolaan kelas ialah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situsai pengelolaan kelas. Jadi pengelolaan kelas adalah usaha guru ata pendidik untuk mendaya gunakan semua potensi kelas sehingga  tercapai suasana belajar-mengajar yang efektif dan efesien.

Aspek-aspek pengelolaan kelas dalam pembelajaran ialah menciptakan dan mempertahankan lingkungan internal yang mendorong daln meralisasai potensi manusia dan yang memberi kemungkinana kepada murid dalam bekerja sama dalam kelompok kelas untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara evektifdan efesien.
Konsep dasar yang berguna dalam teori pengelolaan kelas ialah penempatan individu, tempat kelompok, tempat sekolah dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi komponen-komponen tadi. Juga termasuk sifat-sifat kelas, peranan dan motif individu dalam kelompok kerja, penyesuaian yang terjadi dalam perilakau kolektif, dan pandangan pemimpin/guru kelasa dalam mengajar.
Fungsi pengelolaan kelas ialah membuat perubahan dalam organisasi kelas, sehingga individu-individu mau bekerja sama dan mengembangkan kontrol mereka sendiri, ciptakan dan mempertahankan lingkungan yang memungkinkan dan mendorong realisasi kemampuan manusia.




  Usaha- uasaha guru dalam pengelolaan kelasa secara efektif

1.      Guru sebagai Pengelola Kelas
Pengelolaan (managemen) kelas yang baik memungkinkan sang guru mengajar dengan baik, karena kelas yang terhindar dari konflik memungkinkan guru mengembangkan apa-apa yang diingikkannya. Dengan demikaian, guru juga bisa membina hubungan yang baik dengan murid-muridnya.
Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai peranan yang strategis yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan subjek dan objek siswa, orang menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang akan digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas, dan guru pula yang akan menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul; maka dengan tiga pendekatan-pendekatan yang dikemukakan, akan sangat membantu guru dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Guru dalam melakukan tugas mengajar di suatu kelas, perlu merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang bagaimana yang perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar siswa serta materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas tersebut.
Menyusun strategi untuk mengantisipasi apabila hambatan dan tantangan muncul agar proses belajar mengajar tetap dapat berjalan dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Pengelolaan kelas akan menjadi sederhana untuk dilakukan apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, dan guru mengetahui bahwa gaya kepemimpinan situasional akan sangat bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya. Dengan demikian pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat sejauhmana motif dan motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas. motivasi adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dorongan ini muncul dikarenakan adanya kebutuhan, dan peneliti sependapat dengan kebutuhan dan tingkatan kebutuhan yang dikemukakan, sedangkan dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.
Selain dari motivasi, ketertiban juga mempengaruhi kesuksesan guru dalam mengefektifkan kelas. Tanpa ketertiban setiap jam pelajaran, kelas akan menjadi tidak kondusif. Didalam kelas yang tertib, anda (guru) akan bisa bekerja lebih baik, lebih bersahabat dan membuat mereka seperti diri anda sendiri. Pada umumnya anak-anak (siswa) sesungguhnya menyukai keadaan yang tertib dan lebih seneng berada di dalam kelas yang terkontrol. Meskipun kata kontrol itu sendiri terasa kuno dan menimbulkan asosiasi negatif, seorang guru hendaknya tetap menyadari bahwa mengontrol adalah sebagian dari kewajibannya. Apa bila guru gagal dalam hal ini, bisa dipastikan dia pun gagal dalam lebih banyak hal lagi. Guru tak mungkin menghindarkan murid dari pengaruhnya, dan mengntrol mereka (siswa) bukan berarti menyalah gunakan kekuasan guru. Kalau ada guru yang memandang hal itu demikian menakutkan, sebaiknya dia berfikir sekali lagi untuk melanjutkan propesi yang  telah dipilihnya.
Cerita-cerita ejekan tentang guru-guru pada masa lampau yang katanya hanya bisa seneng jika murid-muridnya diam membisu, tampaknya juga menimbulkan pandangan yang keliru bagi sebagian guru. Mereka merasa telah melakukan suatu dosa dalam dunia pendidikan. Salah satu kebebasan penting yang diharapkan murid dari sekolah adalah bebasa dari kebisingan yang ditimbulkan oleh teman-temannya, lingkungan sekitar, dan gangguan dari dirinya sendiri.
Semua murid mengetahui mana-mana guru yang pandai menguasai kelasnya dan pandai menjaga disiplin, meskipun kata disiplin itu sendiri pengertianya sulit dirumuskan. Tetapi kalau siswa (murid) lebih hati-hati, pasti akan menemukan tiga hal lagi yang dapat dianggap sebagai tanda kesuksesan guru dalalm mengelola kelas secara efektif.
Yang pertama, adalah sikap penuh perhaian dan patang menyerah. Guru yang berhasil, akan menyadari bahwa tidak semua yang diharapkan tercapai, tetapi dia tidak kecewa. Murid-murid mengetahui bahwa gurunya memperhatikan hal itu dan akan terus mencoba mencapai harapannya. Murid-murid merasakan bahwa sang guru menghargai usaha mereka. Banyak guru-guru idealis yang gagal, karena kurang cukup memberi perhatian sebanyak tuntunan-tuntunannya. Menyayangi murid aja tidak cukup, tetapi mereka memerlukan rasa sayang yang sedikit kaku, jauh, menentaramkan dan terkendali.
Yang kedua, banyaknya guru yang terlalu sibuk menciptakan keakraban dengan murid-muridnya, bersimpati kepada masalah-masalah yang dihadapi siswa, tetapi lupa dengan kewajibannya yang paling mendasar, yaitu membuat hal-hal yang sulit menjadi sederhana, menjelaskan dalam cara yang mudah dipahami. Hal ini yang harus dihindari oleh seorang guru, jika ini terjadi maka kegaduhan akan terjadi didalam kelas, dan mengakibatkan kelas menjadi tidak efektif untuk melanjutkan materi selanjutnya.
Yang terakhir, adalah guru yang baik adalah pengelola kelas yang baik. Entah model mengajar apa yang dipakai atau masalah apa yang diterangkannya, seorang guru berkewajiban mengelola kelas itu. Tugas itu menyangkut pengontrolan kelompok, pengaturan waktu serta pengorgainisasian alat-alat belajar. Selain itu, juga menyangkut sikap dan suara guru.
Mengelola kelas itu sendiri bukanlah tujuan utama dari setiap guru, akan tetapi apabila guru dapat mengelola kelas dengan baik, maka kegiatan belajar mengajar-nya akan berjalan baik dan siswa-siswa-nya akan berprestasi tinggi. Mengelola kelas merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan belajar mengajar. Tujuan guru pada dasarnya adalah bagaimana guru dapat mentransfer materi pelajaran dengan baik, sehingga siswa dapat mengerti dan menerima materi pelajaran yang diajarkan.

2.      Hubungan Guru dengan Murid di Kelas
Menciptakan hubungan yang baik dengan murid merupakan kewajiban utama guru. Padahal, kewajiban ini lah yang paling sukar dijelaskan, paling memerlukan keterampilan pribadi untuk dikuasai dan paling kabur jika ditentukan. Nasihat bisa salah diterapkan dan peringatan berubah menjadi ejekan.
Selain itu guru juga tidak boleh beranggapan bahwa kemauan untuk mengadakan hubungan baik akan mendapat hasil yang sepadan. Guru harus bekerja keras, dengan penuh kesabaran serta keahlian. Guru harus merancanakan tujuan jangka panjang, menciptakan bermacam-macam prosedur kelas yang teratur dan sistematis, yang memberi kesan patama bagi terciptanya hubungan baik tersebut. Guru-guru yang disiplin lebih berkesempatan untuk mengajar dalam suasana bersahabat daripada guru yang baik hati. Guru yang berdisiplin sangat jarang memberi peringatan-peringatan (murid sama sekali tidak suka diberperingatan-peringatan), dan dia juga lebih jarang menghadapi keributan. Kedisiplinan menciptakan suasana damai, yang sangat perlu untuk tumbuhnya hubungan yang positif. Guru juga harus menciptakan hubungan baik dengan menempatkan diri sebagai pengajar. Pengajaran yang diberikan oleh guru jangan hanya bersifat obyek, tetapi guru hendaknya mewujudkan seolah-olah sebagai sesuatu yang istimewa, sesuatu yang tidak mungkin didapatkan dari orang lain.
Seorang guru jangan sampai terperangkap dalam pandangan sosial masyarakat terhadap murid-muridnya yang berasal dari kelas-kelas tertentu. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sejumlah anak dari keluarga buruh rendah atau kelas-kelas tertentu banyak memiliki hambatan didalam pendidikan. Tetapi seorang guru tidak melibatkan pengetahuannya untuk berpandangan seperti tersebut diatas. Pengetahuan guru hanya bermanfaat apabila guru bisa memperbaiki teknik mengajar ataupun menemukan simpati. Guru mempunyai kewajiban yang sama terhadap mereka seperti juga terhadap yang lain, yaitu mengajar dan membuat pengajaran itu berhasil. Selain itu guru hendaknya mempertimbangkan mengenai motivasi kelas. Untuk merencanakan motivasi yang setinggi-tingginya adalah hak guru. Tetapi kenyataannya, bahwa motivasi terbaik adalah keberhasilan dalam mengajar. Guru adalah seorang pemimpin, mengingat tanggung jawabnya terhadap sekelompok murid. Sebagai guru, harus mampu menguasai kelompok tersebut. Kemampuan seperti itu harus dipergunakan secara tegas dan sangat hati-hati. Tidak ada gunanya seorang guru merasa khawatir untuk menguasai murid-murid, entah dengan alasan untuk menjaga hubungan baik ataupun untuk memungkinkan perkembangan individu mereka.
Serta Guru juga akan mencermati kemampuan para siswa satu per satu, sehingga guru mengetahui kemampuan siswa pada tingkatan rendah, sedang atau tinggi. Dengan demikian guru akan menentukan siswa-siswa yang mana, yang perlu mendapat bimbingan yang banyak; guru dapat menentukan metoda mengajar atau media pembelajaran yang harus digunakan. Guru akan menentukan berapa banyak tugas yang perlu diberikan. Hubungan yang bagaimana yang perlu dilakukan guru dengan siswa, agar kesulitan belajar siswa dapat teratasi motivasi belajar siswa terus meningkat.

3.      Keadaan Kelas
Guru yang memiliki motivasi yang tinggi dan tidak hanya untuk kepentingan dirinya, akan dapat melakukan pengelolaan kelas dengan tepat. Guru tersebut akan menaruh perhatian bagi siswa dan kelasnya. Guru akan melakukan yang terbaik bagi siswa. Dalam mentransfer materi pelajaran pada siswa, guru akan mempelajari dan mengatur kelas sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik.
Seorang guru bisa memanfaatkan apa saja yang ada didalam kelas terutama yang mendukung pembelajaran, karena lingkungan fisik kelas dapat menjadi faktor penting untuk mempengaruhi murid-murid. Suatu ruangan yang tertata rapi dan indah adalah pendidikan itu sendiri, juga murid-murid berkelakuan lebih baik di dalam ruangan yang teratur dan mencerminkan karakter seseorang. Untuk menata keadaan kelas guru bisa menyuruh siswa-siswa untuk membantu.
Kerapian dan kebersiahan adalah hal pertama yang paling berkesan bagi murid. Keadaan yang memberi pengumuman kepada mereka dimana sebenarnya mereka berada, di dalam ruangan untuk belajar atau ruang yang kacau-balau, mungkin mereka memang tidak memberi komentar atau setengah menyadari, tetapi semua situasi ruangan yang tertata, mempengaruhi sikap dan tingakah laku mereka pada saat pembelajaran  berlangsung. Setiap kali pelajaran selesai kelas harus dibersihkan. Murid-murid yang paling akhir memakai ruang itu harus ditugasi mengadakan cek kebersihan terakhir. Guru juga harus menjaga kebersihan dan kerapian meja, kursi dan perabot lain yang dipakai. Usaha-usaha menyenangkan bagi murid dan menimbulkan rasa bangga membuat ruangan menjadi hidup dan lembut. Selain itu,hiasan-hiasan ruang lain juga melengkapi sentuhan keindahan.
Guru juga harus benar-benar memikirkan pengaturan bangku ini sejak dini. Karena letak banggku-bangku harus sesuai dengan hampir semua metode atau teknik mengajar yang akan dipakai guru, juga untuk keperluan jenis pelajaran itu sendiri.

4.      Kebiasaan-kebiasaan yang baik
Kebiasaan-kebiasaan itu merupakan suatu rangkain yang dilakukan siswa di kelas. Guru berkewajiban melaksanakan dan menjaga kelangsungan pelaksanaannya, kebiasan-kebisaan itu hendaknya menjadi darah daging, sesuatu yang rutin, sehingga tidak lagi perlu menyia-nyiakan tenaga untuk menimbang-nimbang. Seperti rutinnya ucapan selamat pagi, tidak perlu berpikir-pikir tentang keperluan mengucapkannya, sehingga segala apa yang berada di baliknya berkembang lancar. Kebiasaan ini mendukung tindakan guru dalam mengelola kelas. Dan juga menumbuhkan hubungan yang akrab dan berlangsungnya proses pendidikan.
Kebiasaan baik ini harus dilakukan oleh seorang guru saat memasuki dan meninggalkan ruangan misalkan guru hadir lebih dahulu di ruangan daripada murid-murid, sehingga sang guru dapat menyambut mereka datang dan siswa merasakan kesenangan karena disambut hangat oleh sang guru. Kepada anak yang masuk paling awal, perintahkan apa yang harus dikerjakannya begitu dia ada didalam, begitu seterusnya dengan yang lain. Lontarkan sapaan atau komentar-komentar kepada mereka ketika berjalan memasuki ruangan. Kebiassan ini pula akan membuat seorang guru menjadi akrab dan menghindarkan kesulitan menguasai ruang yang kacau balau seta bising bila mereka datang lebih dahulu.
Selama pelajaran berlangsung, guru akan sering dimintai izin keluar untuk bermacam-macam alasan. Dalam kasus ini guru harus memiliki sikap tegas, tetapi guru jangan menyesal setelah terlanjur ada kasus-kasus kenakalan terjadi. Memang setiap guru memeiliki suatu kecendrungan untuk memberi izin anak-anak yang akan ke perpustakaan, kamar kecil, mengambil suatu yang ketinggalan, mengurus ini itu dan sebagainya.
Tanggung jawab seorang guru dikelas juga meliputi usaha membuat mereka (murid-murid) berada dalam kelas. Hal itu berhubungan erat dengan kewajiban guru membantu murid dalam belajar. Hindari menyuruh anak ke luar kelas dengan alasan apapun tetapi persilakan mereka melaksanakan keperluan pada jam-jam istirahat atau jam kosong lain, sehingga tidak perlu mondar-mandir. Kalau ketentuan ini disampaikan dengan jelas, dengan sendirinya rangsangan untuk ke luar berkurang.

5.    Penampilan Guru
Seorang guru mau tak mau adalah seorang pemain. Guru yang mengajar sejumlah murid berarti juga membuat dirinya sebagai tontonan mereka jadi penampilan guru harus rapi dan sopan. Setiap guru wajib melatih diri dalam suatu rasa percaya diri, rasa yang jauh bedanya dengan sikap menguasai, kurang hormat atau mendominasi murid-muridnya. Yang dihadapi oleh guru adalah penonton (ini sering terlupakan, seorang guru yang sedang mengajar sering lupa bahwa murid-muridnya sering bersikap sebagai penonton). Penonton yang dapat dengan cepat menangkap tanda-tanda adanya rasa kurang percaya diri pada orang itu. Kalau mereka telah menangkap tanda-tandanya, seperti penonton bertujuan lain, mereka akan mengetesnya. Guru haus jujur kepada diri sendiri dan kemampuannya tampil adalah bagian dari sikap jujur itu.
Dalam segi penampilan luar seorang guru harus memperhatikan cara berpakaiannya seperti kebersihannya, perawatannya, dan pemeliharannya, karena murid-murid menghendaki gurunya berpakaian menurut seleranya sendiri, menarik tetapi juga tidak lain dari yang lain, berwarna tetapi tidak terlalu mencolok tentu saja, rapi tetapi tidak terlalu kaku. Dalam berbicara guru juga harus memperhatikan tiga (3) hal yaitu:

·         Memilih saat yang tepat
Saat yang tepat hendaknya dihubungkan dengan fungsi dari yang akan dikatakan maupun suasana hati anak-anak.misalnya, bukan saat berbicara kalau sebagian anak belum berada di kelas atau ketika mereka sedang sibuk mengemasi alat-alat. Atau ada juga guru tiba-tiba ingat mengatakan sesuatu yang baru saja teringat olehnya, ketika anak-anak yang sedang sibuk ke sana ke mari. Guru mencoba melontarkan serangkaian anjuran. Tentu saja tidak ada seseorang pun yang akan siap untuk mendengarkannya.

·         Mempertimbangkan benar apa yang akan dikemukakan.
Seorang guru harus membuat kalimat yang mengungkapkan tujuannya dengan jelas. Berarti kalimat yang memuat ida utama berada di depan, mengunakanlah kalimat-kalimat yang sederhana, karena tidak semua kata dapat dipahami siswa, kalau mungkin, tulislah sebelumnya di papan tulis, siehingga guru dapat menunjukan kepada muruid, dan apa yang siswa lihat biasanya lebih menguatkan ingatan kepada pendengaran. Serta guru juga menggunakan referensi dan perbandingan-perbandingan yang kira-kira telah dikenal oleh murid dan atau pernah mereka lihat.

·         Sikap guru dalam bicara
Sikap gugu dalam berbicara harus menggunakan mimik yang dibutuhkan pada situasi waktu kelas diajar. Seperti memakai volume yang tepat, ekspresi yang sesuai dan berkomunikasi dengan gaya serta pandangan mata.
Suara harus jelas dan seorang guru sendiri harus dapat memperlihatkan maksud kata-katanya kepada muridnya. Tekanan naik dan turunya (modulasi, volume, kecepatan serta nada, semuanya mendukung apa yang ingin guru sampaikan, juga memberi efek musikalitas yang selalu ada pada pidato yang baik.  Guru juga secara khusus mengajak siswanya berbicara dengan cara guru memandang kepada masing-masing dan merata kepada semua anak. Jangan seolah-olah guru berbicara kepada ruangan itu sendiri. Dengan demikian berhasillah guru membangun keakraban yang akan membantu disiplin dan memperkaya komunikasi antara guru dengan murid.

6.      Memberi irama dalam mengajar
Suatu pelajaran harus diatur menurut urutan yang ditentukan oleh waktu. Pola kegiatan belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan maupun dengan jangka waktu yang tersedia. Kegiatan belajar tersebut dilaksanakan dengan irama yang dikontrol oleh guru. Irama didalam kegiatan belajar sangat penting, dengan irama kelas akan terasa nyaman. Disekolah, murid-murid berada dalam lingkungan yang waktunya telah diatur, dan mereka sendiri mengharap setiap bagian dari waktunya juga diisi menurut waktu yang terencana. Murid-murid mendapat dorongan dari pemanfaatan waktu yang baik, dan akan bosan serta jengkel kalau yang terjadi sebaliknya. Suatu pelajaran adalah suatu perjanjian, betapapun banyak partisipasi murid didalamnya, irama serta gerakanya adalah bagian dari kenikmatan yang diperoleh. Kalau pada suatu saat setelah selesai belajaran, seseorang murid berkata ” menyenangkan bener pelajaran tadi” biasanya maksudnya adalah gerak dari pelajaran tersebut, yang menumbuhkan rasa puas.
Dalam kegiatan murid dan guru di kelas adalah melakukan kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan-kegiatan tersebut harus diterapkan dengan ahli di dalam pelajaran. Misalnya, kegiatan yang berfungsi sebagai pembuka pelajaran. Tujuannya bisa untuk membuat anak berpikir, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam benak murid. Jadi pengertian penuhnya tergantung dari penjelasan yang diberikan sesudah itu.
Kalau waktu untuk kegiatan cukup panjang, sebaiknya petunjuk-petunjuk yang diberikan juga cukup jelas bagi mayoritas anak ( tulis dipapan tulis, proyektor atau dalam kertas kerja). Tidak ada yang bisa merusak suatu pelajaran yang berirama lebih buruk dari murid-murid yang gelisah karena tidak dapat melanjutkan kegiatan tanpa dibantu.

  KESIMPULAN
Pengelolaan kelas adalah keterampilan bertindak seorang guru yang didasarkan kepada pengertian tentang sifat-sifat kelas dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak, selanjutnya berusaha untuk bertindak slektif serta kreatif untuk memperbaikai kondisi, sehingga dapat menciptakan situasi belajar dan mengajar yang baik. Aspek-aspek pengelolaan kelas dalam pembelajaran ialah menciptakan dan mempertahankan lingkungan internal yang mendorong daln meralisasai potensi manusia dan yang memberi kemungkinana kepada murid dalam bekerja sama dalam kelompok kelas untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara evektifdan efesien. Konsep dasar yang berguna dalam teori pengelolaan kelas ialah penempatan individu, tempat kelompok, tempat sekolah dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi komponen-komponen
Fungsi pengelolaan kelas ialah membuat perubahan dalam organisasi kelas, sehingga individu-individu mau bekerja sama dan mengembangkan kontrol mereka sendiri, ciptakan dan mempertahankan lingkungan yang memungkinkan dan mendorong realisasi kemampuan manusia.
 Adapun Usaha- uasaha guru dalam pengelolaan kelasa secara efektif adalah
·         Guru sebagai Pengelola Kelas
·         Hubungan Guru dengan Murid di Kelas
·         Keadaan Kelas
·         Kebiasaan-kebiasaan yang baik
·         Penampilan Guru
·         Memberi irama dalam mengajar
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru ada hubungan dengan efektivitas pengelolaan kelas. Makin tinggi motivasi kerja guru, makin tinggi efektivitas pengelolaan kelas yang dapat dicapai. Demikian pula motivasi kerja guru ada hubungannya dengan gaya kepemimpinan guru dalam arti guru yang memiliki motivasi kerja tinggi, akan berupaya untuk melakukan berbagai strategi untuk keberhasilan PBM-nya termasuk untuk
menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.

sumber: Michael Marland. 2003. Seni Mengelola kelas. Semarang : Dahara Prize.
Wragg. E.C.1996. Pengelolaan Kelas. Terjemahan Anwar Jasin. Jakarta : Grasindo.
Tondowidjojo CM.JVS.1985. Kunci sukses pendidikan. Yogyakarta : Kanisius
Pidarta Made DR. 1970. Pengelolaan Kelas. Surabaya : Usaha Nasional.

 semoga bermanfaat....





 



 
 

1 komentar: